Ini tulisan saya yang berkisah tentang museum Wushu di Shanghai, China. Alhamdulillah dimuat di harian "Pikiran Rakyat" edisi Maret 2013 lalu.
Shanghai terkenal dengan The Bund
dan Oriental Pearl TV Towernya yang
merupakan salah satu bangunan tertinggi di dunia. Akan tetapi, tahukah
anda bahwa ada satu tempat menarik di
Shanghai yang tidak banyak diketahui orang namun menyimpan peninggalan berharga
akan kekayaan budaya bangsa China?
Tersembunyi di dalam area Shanghai
University of Sports yang asri, terdapat sebuah bangunan yang cukup megah berpintu kaca. Sebuah patung berukuran cukup besar sedang
memegang pedang dengan mata pedang
mengarah ke bawah berada di sisi pintu masuk. Sementara di bagian tembok atas tampak berbagai gambar orang dengan
berbagai posisi dan gerakan wushu. Di pintu kaca tercantum tulisan dalam pita merah: The Chinese Wushu
Museum.
Pada awalnya, terus terang saya
kurang begitu tertarik untuk masuk ke dalamnya. Dalam bayangan saya, museum wushu ini paling hanya berisi beberapa
peninggalan tentang wushu yang berbau “jadul”. Tidak lain niat awal saya
memasuki museum itu untuk sekedar menghangatkan badan yang sudah mulai mengigil
diterpa angin musim dingin di Shanghai
menjelang akhir januari lalu. Namun ketika memasuki pintu utama, saya segera
menyadari bayangan saya tentang museum Wushu, sepenuhnya salah. Subhanallah.. Satu lagi bukti bahwa bangsa China memang
benar-benar bangsa yang sangat menghargai budaya dan sejarahnya.
Museum Wushu ini didirikan pada tahun 2007, termasuk
ke dalam kawasan Shanghai University of Sports
dengan luas mencakup 2.000 meter
persegi. Wushu sendiri
bermakna "seni
bertempur/bela diri". Diambil dari paduan dua kata yaitu “Wu” yang berarti ilmu perang dan “Shu” yang berarti seni. Namun demikian, tak hanya beladiri yang
bersifat gerakan atau olah tubuh saja yang
dipelajari di dalam wushu, namun
juga hal-hal terkait kesehatan
tubuh serta mental dan pikiran.
Sejak di pintu masuk, pengunjung
sudah disambut oleh pemandangan yang tidak biasa. Tampak sebuah tonggak dengan
aksen hitam putih dan semburat lampu kebiruan serta nuansa merah di bagian
langit-langit dan di lantai di tengah ruangan. Suasana ruangan yang agak gelap
dan temaram membuat efek cahaya cukup membantu
memberi kesan ceria serta sedikit dramatis. Sementara di sekelilingnya
tampak berbagai display kaca berisi beragam senjata dan peralatan yang sering
digunakan untuk beladiri. Dalam display khusus untuk senjata terdapat beragam peralatan yang cukup membuat seram,
seperti tombak yang panjangnya hampir 3
meter terbuat dari perunggu dan bambu,
busur, pedang, rantai yang dilengkapi bola terbuat dari besi, anak panah yang ujungnya mekar, dan juga cambuk.
Tidak perlu khawatir dengan kendala
bahasa, karena disediakan informasi dalam bentuk multi media yang mudah diakses
oleh pengunjung. Keterangan yang tercantum pun banyak disediakan dalam bahasa
Inggris, sehingga memudahkan pengunjung yang tak paham tulisan kanji dalam
bahasa China. Terdapat pula beberapa layar monitor yang menayangkan para pemain
wushu sedang menampilkan jurus-jurus bela diri dalam balutan kostum tradisional
China, serasa menyaksikan tayangan film silat yang sering muncul di televisi.
Semakin jauh masuk ke dalam museum
ini, saya semakin kagum. Nyata benar bahwa pemerintah China benar-benar
memiliki komitmen kuat untuk menjaga dan memelihara budaya wushu seperti tercantum di preface yang terdapat di dekat pintu masuk museum,
bahwa pendirian museum bertujuan: To
discover, inherit, carry forward and develop the treasures of Chinese Wushu
culture and to reproduce its long and arduous journey through thousands of years
of history.
Museum ini memiliki beragam koleksi benda yang
menarik. Di area yang lebih dalam tampak lebih banyak display menampilkan
beberapa barang yang bernilai sejarah dan ditata apik dalam ruangan pameran.
Diantaranya golden wooden wushu handycraft yang berasal dari dynasty Qing,
patung prajurit berkuda, patung Huo Yuanjia master wushu yang hidup antara tahun 1869-1910 dan terkenal di akhir dynasty Qing, beberapa
buku tua yang menampilkan manual
instruksi wushu, buku taktik militer seperti "The Art of War," dan
buku pengajaran seni bela diri lainnya, juga berbagai lencana atau tanda
penghargaan, foto atlet wushu China sampai berbagai keramik antik yang memiliki kandungan seni wushu (the art of wushu). Tak
kalah menarik adalah berbagai diorama cantik yang menggambarkan kehidupan China dimasa lampau saat wushu berkembang
dengan pesat, seperti adegan pasukan prajurit berkuda, adegan sekelompok murid yang sedang
berlatih gerakan wushu di peguruan, adegan duel antar pemain wushu bahkan
sampai adegan petinju seukuran manusia yang baru saja memukul KO lawannya dalam
ring lengkap dengan wasitnya. Sementara sisi lain dari tembok tampak lukisan
peperangan bangsa China.
Museum ini dibagi menjadi ruang tempat
senjata, ruang area sejarah dan wilayah multimedia. Memasuki museum ini kita
akan diajak untuk menelusuri sejarah perkembangan wushu dari masa ke masa
termasuk pengetahuan tentang hakikat dari wushu itu sendiri. Kita bisa belajar
sejarah perkembangan kronologi beladiri
wushu, dari zaman primitif ke zaman modern, sampai akhirnya berkembang
menjadi salah satu cabang olahraga yang diikutsertakan dalam kompetisi
internasional.
Untuk masuk ke dalam museum ini
tidak diminta uang masuk karena sudah termasuk ke dalam biaya yang dipungut
apabila kita beserta rombongan bermaksud untuk menjelajah seputar kawasan Shanghai
University of Sports yang luas dan
tertata rapi. Apabila berkunjung ke Shanghai, tempat ini dapat menjadi
alternatif wisata menarik yang membuat kita dapat berkaca pada kemajuan bangsa
China dan menarik pelajaran darinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar