Buat saya, pilihan karir adalah hal yang kompleks karena berkaitan dengan peran sebagai istri dan ibu. Sejak kecil saya memang tidak bercita-cita untuk bekerja kantoran. Dalam bayangan saya, saya akan berkarir di rumah, mengetik di laptop atau mengerjakan sesuatu sambil mengawasi anak-anak. Hadir saat mereka membutuhkan. Sempat ngantor nine to five selama 2 tahun sebelum menikah. Bahkan setelah menikah pun saya sempat melalui beberapa tahapan rekrutmen di suatu BUMN dan seleksi akhir disebuah rumah sakit swasta di Bandung. Akan tetapi semua itu kalah oleh "panggilan" suami ke Madinah kala itu. Ketika kembali ke Indonesia saya memutuskan fokus pada cita-cita saya sedari kecil, bekerja di rumah dengan waktu fleksibel. Saat itu saya sudah punya si sulung. Rasanya tidak tega dan memang sulit sekali mencari pengasuh anak yang memenuhi syarat. Pilihan yang paling mungkin adalah melanjutkan kuliah, mengambil profesi sesuai pendidikan S1 saya. Dengan mengambil kuliah profesi, saya berharap akan lebih memiliki keluangan waktu untuk bekerja sambil mengasuh anak. Tidak perlu ditanya "babak belur"nya saya menjalani perkuliahan dengan status ibu dua anak yang masih balita. Apalagi kuliah di Psikologi yang sering disebut "berobat jalan" ;p Belum lagi masalah lain seperti biaya pendidikan. Adalah suami saya yang cukup "keukeuh" supaya saya melanjutkan pendidikan. Beliau pula yang membiayai seluruh pendidikan S2 dan profesi sampai selesai. Tadinya saya sempat berkeluh kesah. Rasanya tidak adil melihat teman-teman saya bisa full menjalankan peran sebagai ibu, santai2 di rumah, menemani anak bahkan melakukan perawatan ke salon dll, sementara saya berjibaku bolak balik ke kampus, berjam-jam menunggu dosen, pulang langsung pegang anak dan begadang bermalam-malam untuk mengerjakan tugas. Apalagi kalau besoknya ujian bersamaan dengan anak demam. Bisa tahan semalam dua malam tidak tidur :D Seiring berjalannya waktu, semua terlewati. Alhamdulillah ada support system yang memungkinkan semua terlaksana. Untuk saya itu adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah saya buat. Cita-cita saya saat ini bisa dibilang sudah tercapai. Saya bisa tetap berkarya menjalankan tanggung jawab profesi saya dan tidak meninggalkan tanggung jawab saya sebagai ibu. Beberapa pekerjaan mengharuskan saya hadir di tempat tapi dalam banyak hal saya bisa membawa pulang pekerjaan dan mengerjakannya di rumah. Saya bekerja saat anak tidur atau mereka sekolah. Memang tidak mudah. Saya masih tertatih-tatih mengatur waktu. Bekerja dari rumah dengan mengasuh tiga anak sendiri. Tapi saya menikmatinya. Bersyukur karena dua peran saya, sebagai ibu dan sebagai profesional bisa saling melengkapi dan menjadi passion saya. Saya merasa bisa memberi manfaat dan berarti untuk orang lain. Maka saya bisa mengatakan inilah pilihan karir saya. Nah sekarang... apa pilihan karir Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar