Senin, 11 Mei 2015

Cerita Anak : Bawang Putih Pesanan Bunda





Hanif sedang asyik menggambar di teras rumah ketika terdengar suara lembut memanggil.
“Hanif….Hanif….” Itu suara Bunda.
Dengan sigap Hanif menghampiri, ”Ada apa Bunda?” 
“Hanif, bisa minta tolong pergi sebentar ke warungnya Bu Mar? Bunda perlu bawang putih, nih.”  
Hanif  mengangguk. Warung Bu Mar tidak jauh dari rumahnya, hanya berjarak enam rumah, terletak dipojok jalan. Hanif sudah  beberapa kali ke sana. Warung Bu Mar bersebelahan dengan rumah Agung, teman Hanif. Selain itu, yang lebih penting, tampaknya Bunda sedang sangat membutuhkan pertolongan Hanif.
Bunda mengulurkan selembar uang dua ribu rupiah,“ Ini uangnya. Terimakasih ya, Nak.”
Hanif bergegas pergi.  Tidak lama, ia sampai di warung Bu Mar. Warung itu sedang sepi. Tidak ada seorang pun disana. Hanif melihat-lihat barang-barang yang dijajakan di dalam etalase warung. Tampak beberapa toples permen, coklat dan kacang. Semuanya kesukaan Hanif.
Ssst… Jangan bilang-bilang ya! Sebenarnya Hanif suka sekali dengan macam-macam kue dan coklat yang sering dijajakan di warung-warung, termasuk warung Bu  Mar. Rasanya sedap sekali! Tetapi Bunda berpesan supaya Hanif tidak terlalu sering jajan. Lebih baik makan kue  yang dibuat Bunda di rumah, seperti pisang goreng keju, martabak mini, atau  puding roti. Kue-kue bikinan Bunda sebenarnya enak sekali. Tapi sekali-sekali Hanif ingin juga jajan seperti teman-temannya yang lain. Kadang-kadang memang Hanif diizinkan Bunda membeli kue di warung, tapi tidak banyak dan tidak sering.
Kini Hanif memandang lapar ke arah toples-toples berisi berbagai macam penganan itu. Saking asyiknya Hanif, ia tidak sadar Bu Mar sudah muncul dari dalam rumah dan menghampirinya.
”Hanif, mau beli apa?” tanya Bu Mar.
Hanif masih berpikir. Tiba-tiba terlintas ide di kepalanya.
“Bu, berapa paling sedikit jika ingin beli  bawang putih?”
“Paling sedikit seribu rupiah” kata Bu Mar.
“Kalau coklat itu berapa harganya? “ Hanif menunjuk toples berisi coklat kesukaannya.
“ Itu seribu rupiah”  
Hanif kembali berpikir. Hmmm… Jika aku membeli bawang putih seribu rupiah, lalu sisa uangnya untuk membeli coklat, sepertinya tidak apa-apa. Bunda  tidak akan tahu.  Cuma bawang putih yang didapatnya  menjadi lebih sedikit. Tidak lama, Hanif sudah memutuskan keinginannya.
 “ Bu,beli bawang putih seribu rupiah dan satu coklat.”  Kata hanif sambil mengangsurkan uang yang digenggamnya.
Ketika sedang menunggu Bu Mar selesai membungkus pesanannya, tiba-tiba Hanif teringat Bunda. Memang Bunda tidak tahu. Tetapi kira-kira, tindakannya ini jujur atau tidak, ya? Bunda pernah berpesan padanya agar  menjadi anak yang jujur. Membeli coklat menggunakan uang pembeli bawang putih, apakah itu jujur? Tanpa sepengetahuan Bunda pula. Meskipun Bunda tidak melihat, bukankah Allah Maha Melihat? Kata Bunda, Allah Maha Melihat apa pun yang disembunyikan  manusia. Jadi?
“Hanif, ini pesanannya” suara Bu Mar mengagetkan Hanif.
 “Mmmh….saya nggak jadi beli coklat deh, Bu. Saya beli bawang putih saja,  dua ribu rupiah,” ujar Hanif.
Hanif pulang dengan langkah gontai. Diserahkannya kantong plastik berisi bawang putih  itu kepada Bunda..
“ Wah, anak bunda memang hebat! Terimakasih banyak ya sayang” Puji Bunda sambil mengelus rambut Hanif. Hanif hanya mengangguk sambil membalikkan badannya. Terbayang olehnya potongan coklat yang lezat itu. Duh!
Tiba-tiba Bunda menyentuh bahunya dan  mengangsurkan sebuah kotak berwarna hitam dengan gambar coklat.
“Ini, ada oleh-oleh coklat dari Om Ris. Kemarin Om Ris baru pulang dari Pekanbaru dan menitipkan oleh-oleh buat Hanif dan Fathan. Bunda lupa, baru teringat sekarang.”
Wow! Hanif melonjak senang. Oleh-oleh dari Om Ris selalu lezat, apalagi coklatnya. Tersenyum lebar, Hanif menerima kotak itu.
“Terima kasih Bunda!”
Bunda mengangguk, “Jangan lupa berbagi dengan Abangmu, ya!”
“Oke Bun..” sahut Hanif riang. Tentu, coklat dari Om Ris jauuuh lebih lezat dari coklat yang ada di warung Bu Mar tadi. Dan yang lebih penting, Hanif memperolehnya dengan jujur!

 Note: Huruf merah adalah tulisan saya  yang diedit  oleh  sang editor. Huruf biru adalah tulisan saya yang dihapus sang editor. Nah... ini artinya kudu belajar lebih keras lagi untuk edit tulisan sendiri :). Oya tulisan ini dimuat di majalah Irfan vol 6. Satu-satunya cerita anak yang baru sempat ditulis dan kebetulan dimuat. Alhamdulillah

1 komentar:

  1. assalamualaikum wr,wb AKI… saya Siti Di Arab Saudi
    mengucapkan banyak2 terima kasih kepada AKI
    JEYAPATI
    atas nomor togelnya yang kemarin AKI berikan yaitu
    "3137" alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI
    dan berkat bantuan AKI AKI
    JEYAPATI saya bisa melunasi
    semua hutan2 orang tua saya yang ada di BANK BRI
    dan bukan hanya itu AKI alhamdulillah sekarang saya
    sudah bisa bermodal sedikit untuk mencukupi kebutuhan
    keluarga saya sehari2.itu semua berkat bantuan AKI
    AKI
    JEYAPATI sekali lagi makasih banyak yah AKI…
    yang ingin merubah nasib seperti saya hubungi AKI
    JEYAPATI di nomor 0852-4228-0055 dijamin
    100% tembus atau silahkan buktikan sendiri KLIK TOGEL 2D 3D 4D 6D DISINI

    BalasHapus