Hanif sedang asyik menggambar di teras rumah ketika
terdengar suara lembut memanggil.
“Hanif….Hanif….”
Itu suara Bunda.
Dengan
sigap Hanif menghampiri, ”Ada apa Bunda?”
“Hanif,
bisa minta tolong pergi sebentar ke warungnya Bu
Mar? Bunda perlu bawang putih, nih.”
Hanif
mengangguk. Warung Bu Mar tidak jauh
dari rumahnya, hanya berjarak enam rumah, terletak dipojok jalan. Hanif sudah beberapa kali ke sana. Warung Bu Mar
bersebelahan dengan rumah Agung, teman Hanif. Selain itu, yang lebih penting,
tampaknya Bunda sedang sangat membutuhkan pertolongan Hanif.
Bunda
mengulurkan selembar uang dua ribu rupiah,“ Ini uangnya. Terimakasih ya, Nak.”
Hanif
bergegas pergi. Tidak lama, ia sampai di
warung Bu Mar. Warung itu sedang sepi. Tidak ada
seorang pun disana. Hanif melihat-lihat barang-barang yang dijajakan di dalam etalase
warung. Tampak beberapa toples permen, coklat dan kacang. Semuanya kesukaan
Hanif.
Ssst…
Jangan bilang-bilang ya! Sebenarnya Hanif suka sekali dengan macam-macam kue
dan coklat yang sering dijajakan di warung-warung, termasuk warung Bu Mar. Rasanya sedap sekali! Tetapi Bunda
berpesan supaya Hanif tidak terlalu sering jajan. Lebih baik makan kue yang dibuat Bunda di rumah, seperti pisang
goreng keju, martabak mini, atau puding
roti. Kue-kue bikinan Bunda sebenarnya enak sekali. Tapi sekali-sekali Hanif
ingin juga jajan seperti teman-temannya yang lain. Kadang-kadang memang
Hanif diizinkan Bunda membeli kue di warung, tapi tidak banyak dan tidak
sering.
Kini Hanif memandang lapar ke arah
toples-toples berisi berbagai macam penganan itu. Saking asyiknya Hanif, ia tidak sadar Bu Mar sudah muncul dari dalam
rumah dan menghampirinya.
”Hanif,
mau beli apa?” tanya Bu Mar.
Hanif
masih berpikir. Tiba-tiba terlintas ide di kepalanya.
“Bu,
berapa paling sedikit jika ingin beli bawang putih?”
“Paling
sedikit seribu rupiah” kata Bu Mar.
“Kalau
coklat itu berapa harganya? “ Hanif menunjuk toples berisi coklat kesukaannya.
“
Itu seribu rupiah”
Hanif
kembali berpikir. Hmmm… Jika aku membeli bawang putih seribu rupiah, lalu sisa uangnya untuk
membeli coklat, sepertinya tidak apa-apa. Bunda tidak akan tahu. Cuma bawang putih yang didapatnya menjadi lebih sedikit. Tidak lama,
Hanif sudah memutuskan keinginannya.
“ Bu,beli bawang putih seribu rupiah dan satu
coklat.” Kata hanif sambil mengangsurkan
uang yang digenggamnya.
Ketika
sedang menunggu Bu Mar selesai membungkus pesanannya, tiba-tiba Hanif teringat
Bunda. Memang
Bunda tidak tahu. Tetapi kira-kira, tindakannya ini jujur atau tidak, ya? Bunda
pernah berpesan padanya agar menjadi
anak yang jujur. Membeli coklat menggunakan uang pembeli bawang putih, apakah
itu jujur? Tanpa sepengetahuan Bunda pula. Meskipun Bunda tidak melihat, bukankah
Allah Maha Melihat? Kata Bunda, Allah Maha Melihat apa pun yang disembunyikan manusia. Jadi?
“Hanif,
ini pesanannya” suara Bu Mar mengagetkan Hanif.
“Mmmh….saya nggak jadi beli coklat deh,
Bu. Saya beli bawang putih saja, dua ribu
rupiah,” ujar Hanif.
Hanif
pulang dengan langkah gontai. Diserahkannya kantong
plastik berisi bawang putih itu kepada
Bunda..
“
Wah, anak bunda memang hebat! Terimakasih banyak ya sayang” Puji Bunda sambil
mengelus rambut Hanif. Hanif hanya mengangguk sambil membalikkan badannya.
Terbayang olehnya potongan coklat yang lezat itu. Duh!
Tiba-tiba
Bunda menyentuh bahunya dan mengangsurkan sebuah kotak berwarna hitam
dengan gambar coklat.
“Ini,
ada oleh-oleh coklat dari Om Ris. Kemarin Om Ris baru pulang dari Pekanbaru dan
menitipkan oleh-oleh buat Hanif dan Fathan. Bunda lupa, baru teringat sekarang.”
Wow!
Hanif melonjak senang. Oleh-oleh dari Om Ris selalu lezat, apalagi coklatnya. Tersenyum
lebar, Hanif menerima kotak itu.
“Terima
kasih Bunda!”
Bunda
mengangguk, “Jangan lupa berbagi dengan Abangmu, ya!”
“Oke
Bun..” sahut Hanif riang. Tentu, coklat dari Om Ris jauuuh lebih lezat dari
coklat yang ada di warung Bu Mar tadi. Dan yang lebih penting, Hanif
memperolehnya dengan jujur!
Note: Huruf merah adalah tulisan saya yang diedit oleh sang editor. Huruf biru adalah tulisan saya yang dihapus sang editor. Nah... ini artinya kudu belajar lebih keras lagi untuk edit tulisan sendiri :). Oya tulisan ini dimuat di majalah Irfan vol 6. Satu-satunya cerita anak yang baru sempat ditulis dan kebetulan dimuat. Alhamdulillah
assalamualaikum wr,wb AKI… saya Siti Di Arab Saudi
BalasHapusmengucapkan banyak2 terima kasih kepada AKI
JEYAPATI
atas nomor togelnya yang kemarin AKI berikan yaitu
"3137" alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI
dan berkat bantuan AKI AKI
JEYAPATI saya bisa melunasi
semua hutan2 orang tua saya yang ada di BANK BRI
dan bukan hanya itu AKI alhamdulillah sekarang saya
sudah bisa bermodal sedikit untuk mencukupi kebutuhan
keluarga saya sehari2.itu semua berkat bantuan AKI
AKI
JEYAPATI sekali lagi makasih banyak yah AKI…
yang ingin merubah nasib seperti saya hubungi AKI
JEYAPATI di nomor 0852-4228-0055 dijamin
100% tembus atau silahkan buktikan sendiri KLIK TOGEL 2D 3D 4D 6D DISINI