Kami berangkat dari Bandung
sekitar pukul 10 malam. Menempuh perjalanan malam menjadi salah satu pilihan karena
pertimbangan efektifitas waktu dan agar anak-anak bisa beristirahat selama
perjalanan. Si Ayah sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Mempersiapkan
GPS; termasuk mempersiapkan tempat tidur alakadarnya di bagian belakang mobil
agar anak-anak bisa selonjoran. Membuat tempat tidur ini sudah menjadi agenda
kami setiap kali menempuh perjalanan
jauh.
Hujan yang turun mengiringi perjalanan ke arah timur Jawa membuat laju kendaraan
sedikit tersendat. Alhamdulillah perjalanan Bandung-Semarang lancar dan kami
tiba di Semarang pagi hari. Setelah sholat subuh di masjid yang ditemui di perjalanan, mobil diarahkan
ke Semarang Kota untuk mencari sarapan
lezat.
Selama ini saya banyak melakukan
kunjungan keluar kota dalam rangka pekerjaan. Medan, Balikpapan, Padang dan
Surabaya adalah beberapa kota yang pernah saya kunjungi. Beberapa kota lain
yang juga pernah saya kunjungi antara lain Makassar, Jogjakarta dan Solo. Namun belum sekalipun saya pernah menginjakkan kaki di Semarang. Maka
Semarang merupakan “most wanted city”
yang saya ingin kunjungi dalam perjalanan ini. Pandangan mata sekilas, tidak
banyak yang istimewa dari kota ini. Sama umumnya seperti kota-kota besar
lainnya. Pusat keramaian berada di Simpang Lima. Udara yang cukup panas menjadi
salah satu penanda kota ini. Tadinya saya ingin mampir ke Lawang Sewu, namun
karena si Ayah tidak kunjung menemukan jalan masuknya akhirnya kami membelokkan
arah untuk mencari sarapan. Soto Kudus Mbak Lien menjadi tujuan kami,
berdasarkan (lagi-lagi) hasil browsing si Bunda. Tidak sulit menemukan tempat
makan yang cukup terkenal ini. Namun porsinya yang kecil- sesuai dengan harga,
sedikit agak mengejutkan. Rasanya
menurut saya cukup enak, meski masih standar. Saya sempat mencicipi Lekker camilan khas kaki lima yang rasanya yummi dan anak-anak suka. Oya sebelum melanjutkan perjalanan, kami
mampir dulu ke pusat oleh-oleh Jl. Panandaran untuk membeli lumpia Semarang
sebagai bekal perjalanan.
Sebenarnya ada keinginan untuk
menjelajahi kota Semarang lebih jauh, namun waktu yang terbatas menghambat
langkah kami. Jadinya cuma bisa dadah-dadah cantik…… Mudah-mudahan kelak ada
waktu untuk lebih jauh mengenalmu, Semarang.
Kami tak langsung menuju Jatim
Park tetapi mampir dahulu ke rumah teman lama kami, keluarga dr. Tasfiyah di
Salatiga. Setelah puas bercengkrama, dijamu dan si Ayah istirahat sebentar
(nyetir 24 jam lebih soalnya bow..) sorenya capcuss.
Perjalanan Salatiga-Batu (Malang)
ternyata lumayan jauh. Melewati beberapa kota kecil di daerah Jawa Timur-Jawa
tengah yang ingin saya singgahi jika kelak ada waktu luang; diantaranya kota Brebes, Pekalongan, Kendal dan Tegal. Sementara hari beranjak semakin malam. Si
Ayah sudah mulai kelelahan dan sempat ngantuk berat sementara perjalanan menuju
Batu masih jauh dan menanjak. Sempat beristirahat sejenak walau tidak lama
karena perkiraan jalan menuju Batu tidak
lama lagi. Setelah menempuh perjalanan
di kegelapan malam, akhirnya kami tiba juga di Batu tepat tengah malam.
Sebelumnya karena agak mendadak, kami tidak mendapat kamar di hotel Pohon Inn,
hotel yang lumayan happening di Batu karena sudah fully booked. Akhirnya
setelah mencari-cari yang dekat dengan lokasi wisata didapatkan Pondok Jatim
Park yang persis berada di area Jatim Park 1.
Sebenarnya lokasinya sangat mudah
dicapai, namun berhubung kami sangat
mengandalkan GPS dan google map sementara semua baterai gadget dalam keadaan
mati jadilah kami terkatung-katung di
tengah kota Batu pada tengah malam.
Sebenarnya kota Batu pada tengah
malam masih lumayan ramai. Beberapa warung makanan masih dipenuhi pembeli.
Namun saat kami menanyakan alamat hotel Jatim Park ternyata banyak yang tidak
tahu. Salahnya kami juga tidak tahu
kalau hotel itu ternyata berada
di dalam area jatim Park. Pantas saja beberapa kali bolak-balik tidak juga
menemukan hotel tersebut. Apalagi saat itu sudah tengah malam dan kondisi sudah
mengantuk, lelah dan lapar. Anak-anak pun sudah terlelap pulas.
Alhamdulillah setelah berhasil
menemukan hotel dan beristirahat , esoknya bangun dalam keadaan bugar dan bersemangat untuk bertualang ke Jatim Park.
Jatim Park…. I’m coming..
Setelah dihitung-hitung… kami cuma
punya waktu dua hari full untuk menikmati beragam destinasi di kota Batu
Malang. Oke, baiklah.. kami coba memaksimalkan waktu agar semua keinginan
terpenuhi dengan menyusun rencana perjalanan sebagai berikut:
Jatim Park 1 termasuk museum
Bagong (museum tubuh) dan museum Angkut
menjadi destinasi hari pertama.
Selanjutnya, Jatim Park 2 yang meliputi Batu Secret Zoo* , Eco Green
Park, Museum Satwa dan BNS (Batu Night Spectacular) menjadi destinasi hari
kedua.
Kami
memutuskan membeli tiket paket sakti yang
meliputi keenam area destinasi tersebut dengan harga Rp 275.000 yang berlaku dua hari.
* Oya karena
Batu Secret zoo mulai pukul 10.00
sementara kami sudah siap sedari pagi
jam 08.00 teng, akhirnya kami memutuskan
berkunjung ke Eco Green Park terlebih dahulu yang sudah buka sejak jam 09.00 pagi, setelah itu
siangnya baru ke batu Secret Zoo. Itu
pun anak-anak yang sudah excited masih menunggu sekitar setengah jam sebelum gerbang
Eco Green Park dibuka. Maklum, selisih waktu satu jam cukup berarti untuk kami
yang datang dari jauh dan memiliki waktu yang terbatas. Kedepannya sih salah
satu masukan ke pengelolanya, kalau bisa semua area wisata di Batu bisa dimaksimalkan jam bukanya sejak pagi hari terutama untuk peak season atau libur
panjang. Untuk Jatim Park 1 tidak ada masalah karena sudah buka sejak pukul
08.30 pagi.
Bismillah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar