Minggu, 20 Agustus 2017

Review Hotel Murah di Jogja yang cocok untuk Keluarga

Hai…
Sepulang dari Jogja, banyak “oleh-oleh” yang ingin saya  bagikan. Tentunya dalam bentuk  cerita  ya.
Tulisan tentang wisata Jogja bersama  keluarga akan saya  tuangkan dalam  beberapa bagian kelak (kalau mood menulis datang heheh)  Namun untuk kali ini, saya  akan  mereview hotel  tempat  kami sekeluarga  menginap di Jogja selama 6 hari 5 malam.
Usaha  mencari-cari  hotel yang oke untuk  tempat  menginap kami sekeluarga sebenarnya sama seru dan exitednya dengan  liburan itu sendiri. Ya, karena  liburan ke Jogja ini sudah lama sekali  kami  rencanakan,  maka   kegiatan  browsing  hotel, tempat rekreasi, membuat itinerary, menghitung budget de el elnya  menjadi  kegiatan yang sengaja saya luangkan waktunya disela-sela  pekerjaan dan kegiatan harian yang   sudah lumayan  menyita waktu.  Maklum, karena niat  yang kuat untuk mengajak  anak-anak liburan ke Jogja  sempat tertunda oleh beberapa  hal, sehingga  kami- saya dan suami  benar-benar  merencanakan matang-matang liburan kali ini. Meski  hasilnya masih ada saja hal-hal diluar  rencana  kami yang  terjadi selama masa liburan. Namun over all saya cukup puas ; Jogjakarta  memang layak menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan nusantara. Dari sisi tempat wisata, sejarah dan  budaya, suasana kota, kuliner  favorit, rata-rata biaya yang dikeluarkan serta  dukungan fasilitas,  cukup sesuai dengan  ekspektasi  kami. Biaya  hidup yang lebih  terjangkau dibandingkan Bandung merupakan salah satu hal yang menarik  bagi  kami sebagai  traveller asal Bandung. Oleh karena itu tentunya tidak  sulit untuk mencari tempat penginapan yang  berbudget rendah di Jogja. Namun untuk saya tetap tidak mudah karena  di awal saya  juga  belum  terlalu paham,  apakah dengan  biaya  yang  murah  sudah cukup memenuhi  harapan kami?  Terlebih karena  saya punya  beberapa indikator  untuk  menetapkan hotel  dan penginapan yang  layak  bagi  kami sekeluarga   ( 2  dewasa dan 3 anak dengan berbagai tingkatan usia). Diantaranya:
  • Hotel yang nyaman dan “ramah” anak, dalam  arti  bisa mengakomodir kebutuhan   anak-anak dengan berbagai  rentang usia  mulai ABG hingga  batita ;p  Ramah ini bisa diartikan dari sisi   ruangannya cukup luas yaitu spacenya baik indoor maupun outdoor cukup leluasa untuk tempat  anak-anak “bergerak”, bersih  dan  aman dari lalu lintas lalu-lalang kendaraan.  
  • Harga yang murah, sesuai  budget dan  masuk akal.
  • Jarak  yang relatif  dekat dengan beberapa  destinasi wisata di Jogja atau ke beberapa tempat  penting seperti tempat  makan yang hits, ATM, minimarket dan tempat emak belanja oleh-oleh (eits hehe…) 
  • Pelayanannya ramah dan responsive
  • Lingkungan  hotel  bernuansa outdoor, terbuka, memiliki  udara segar dan bersentuhan dengan  alam  maupun  lingkungan sekitarnya.  Ini mah preferensi pribadi ya. Karena suami, dan saya  khususnya  memang menyukai lingkungan yang dekat dengan alam. Saya pribadi tidak  terlalu menyukai hotel yang sifatnya terlalu “tertutup”, meski  masalah keamanan tetap prioritas.    

Dalam rangka mencari  hotel tersebut  saya  menggunakan informasi dari  beberapa sumber:
  •  Teman yang pernah ke Jogja
  •  By internet dengan menggunakan  beberapa aplikasi  untuk travelling seperti  traveloka, pegi-pegi dan agoda; meski saya memesan tetap dengan menggunakan cara konvensional yaitu by phone karena  tidak punya  kartu kredit.
  •  Ulasan atau review   pengunjung  yang pernah menginap dari berbagai sumber; baik dari aplikasi yang saya sebutkan di atas atau dari google. Sumber ini cukup  mantap.
  •  Review Blog. Sumber informasi  ini juga  cukup dapat dipercaya.

Dan jawabannya  tralaaa… berikut ini…
Dengan beberapa pertimbangan, akhirnya  saya  memutuskan  memilih  hotel ;

1.       Hotel Puri Pangeran  di daerah  Pakualaman


Hotel bernuansa Bali ini terletak tidak  jauh dari  Malioboro; bisa  ditempuh dengan berjalan  kaki  selama kurang lebih 10-20 menit untuk  menuju beberapa tempat wisata terkenal di sekitar Malioboro.   Saya memilih hotel ini  karena  letaknya dekat dengan  Taman Pintar yang merupakan tujuan utama  kami di awal travelling ke Jogja, namun posisinya cukup terlindung dari jalan  besar karena  masuk ke  daerah pemukiman penduduk. Selain itu lingkungannya cukup asri, banyak  pepohonan dan tanaman serta  taman yang relative cukup luas. Terdapat pula kolam yang berukuran tidak besar namun cukup akomodatif.  Harga kamar mulai Rp 430 ribu permalam  ( sudah include sarapan untuk dua orang) menurut saya cukup worth it dengan fasilitas yang diperoleh. Kamar sudah dilengkapi dengan pendingin  ruangan dan kamar mandi dengan water heater yang berfungsi  baik. Kebersihan juga cukup memadai  dengan pelayanan yang cukup ramah dan tanggap.  Ukuran kamar cukup leluasa untuk kami berlima ( dua orang dewasa dan tiga anak usia 13 tahun, 8 tahun dan 3 tahun yang sedang  aktif-aktifnya). Area outdoornya pun  cukup  memadai, dengan taman  yang terawat dan fasilitas  kolam renang yang cukup bersih. Anak-anak saya pun asyik  bereksplorasi dan bolak-balik berenang. Hanya saja dengan fasilitas kamar tersebut  saya  memang  tidak  memperoleh sandal kamar dan  ketel air  untuk pemanas air minum. Selimut pun tergolong tipis; nyaris seperti  kain  seprei yang difungsikan sebagai selimut. Namun bagi kami hal tersebut tidak menjadi masalah. Untuk menu sarapan  cukup bervariasi  meski memang terbatas; namun ada pilihan  susu segar  dan sereal, buah dan roti bakar selai  diluar hidangan sarapan berupa nasi putih/nasi goreng dan lauk pauk yang terbatas jenisnya. Pendeknya  kami cukup puas dengan fasilitas  yang didapat selama menginap disana. Memang tidak berlebih dan tidak ada  hal yang diluar ekspektasi kami, namun  so far  apa yang diperoleh sesuai dengan  biaya yang kami bayarkan. Plusnya adalah  kolam renang dan lingkungan outdoor yang  nyaman serta menyegarkan mata. Tempat parkir juga lumayan  luas. 




Oya,  lingkungan sekeliling  hotel juga cukup bersahabat. Selain  tidak ramai lalu lalang kendaraan juga cukup nyaman. Ada sebuah toko jamu yang terkesan “jadoel”  terletak berseberangan dengan  hotel. Apabila pagi menjelang, pelataran toko  jamu tersebut  berubah menjadi tempat lesehan yang  nyaman untuk menyantap gudeg yang lezat disana. Ya,  tiap pagi ada ibu-ibu yang sudah sepuh  berjualan hidangan gudeg lengkap dengan bubur putihnya- bukan nasi- dengan harga  9000 ribu rupiah perporsi. Lauk ayam  kampung plus kerecek dengan cita rasa yang lezat dan benar-benar  mengenyangkan. Jangan sampai  terlambat, sebab lewat dari jam tujuh biasanya gudeg tersebut sudah ludes tak bersisa.
Selama dua hari disana, saya malah sering bertemu dengan wisatawan mancanegara (bule), baik yang datang sekeluarga atau hanya berpasangan. Wisatawan nusantara  malah terbilang jarang. Mungkin  juga karena sedang musim liburan ya, namun artinya selera saya  tidak jauh  berbeda lah dengan para bule itu saat memilih tempat menginap ya:D






2.       Hotel Sagan Huis di daerah jalan Sagan.


Setelah dua hari bermalam di hotel Puri Pangeran, kami sekeluarga  pindah ke hotel lain yang lebih jauh dari Malioboro namun dekat ke tempat objek wisata lainnya. Tentunya disamping ingin ada variasi saya pun berharap  mendapat hotel dengan harga yang lebih murah. Maka setelah browsing saya pun memutuskan pindah ke Hotel Sagan Huis. Hotel ini terletak di Jalan Sagan, berseberangan dengan Institut Francais Indonesia,  sebuah  pusat kebudayaan Perancis di Jogja.  Letaknya di dalam lingkungan pemukiman rumah “jadoel” yang adem dan tenang, dikelilingi café-café yang bertebaran di sekitarnya. Bersebelahan tepat dengan café Bong Kopitown, sebuah café dengan tema penjara yang  unik. Hotel ini berkonsep homestay dengan  jumlah kamar terbatas dan nuansa yang sederhana namun penuh kehangatan. Servicenya cukup baik dan kekeluargaan dengan keramahan “khas Jogja”. Namun  jangan salah, meski  hotel ini “terlindung” dari keramaian   namun posisinya cukup strategis. Relatif dekat untuk kemana-mana dan  mudah untuk mencari makan. Saya cukup membayar lima ribu  rupiah menggunakan gojek untuk mencapai Pasar Beringhardjo. Rekommend banget kan? Terutama untuk emak-emak doyan window shopping seperti saya hahaha… Posisinya  juga dekat dengan sebuah mall, Galleria Mall sebagai pusat perbelanjaan yang cukup lengkap. Dan variasi tempat makannya  juga lebih  banyak dibandingkan dengan hotel sebelumnya, di Puri Pangeran. Ada  sebuah tempat makan khas aceh yang  recommended dekat sini. Nasi gorengnya layak untuk dicoba. Tapi juaranya tentu dipegang oleh Warung lotek dan gado-gado  Bu Bagyo yang terletak tidak  jauh dari hotel ini. Warung ini  ramai oleh  pelanggan yang datang dan pergi. Sempat penasaran, akhirnya saya pun mengakui rasanya yang top setelah mencicipi menu andalannya. Dan serunya  lagi, warung ini  buka hingga 07. 30  malam dengan berbagai menu yang cukup variatif-tidak  hanya  lotek/ gado-gado-  dan harga yang terjangkau.
Eh, jadi lupa ya… tadi kita membahas  hotel Sagan Huis.. koq malah lari ke kuliner hahaha…
Rate  Hotel sagan Huis lumayan terjangkau, mulai dari Rp 300.000 perkamar kalau tidak salah. Saya memesan kamar Deluxe dengan  biaya 350.000 permalam dengan  fasilitas  satu tempat tidur ukuran queen dan 1 single bed. Satu tempat tidur itu muat lho untuk ketiga anak kami. Jadi  kami tidak perlu memesan  tambahan kasur. Fasilitasnya  terbilang lengkap dan sepadan untuk  harga  yang kami bayarkan, kalau menurut  saya. Di dalam kamar sudah tersedia pemanas air/ketel dan 3 botol air minum berukuran kecil serta sachet  kopi/the/gula  bagi yang membutuhkan. Kamar mandi luas dan bersih dengan pemanas air yang berfungsi dengan baik. Kasur juga cukup empuk dengan selimut yang tebal dan AC yang dingin. Luas kamar juga  cukup memadai untuk anak-anak; tidak  terlalu sempit untuk melompat-lompat bagi si batita. Pokoknya  bagi saya  fasilitasnya cukup memuaskan. Sarapan juga terbilang cukup enak dan mengenyangkan; disediakan nasi dengan lauk pauk serta  roti bakar dengan dua macam selai.  Kalau dibandingkan dari sisi outdoornya memang  kalah dibandingkan  hotel Puri Pangeran. Area semi outdoornya hanya  berupa kolam ikan plus sebuah  meja kayu di bagian tengah  hotel. Namun area semi outdoor ini pun lebih sering gelap dan lembab tertutup bangunan. Kalau saya lebih suka menghabiskan waktu di halaman depan hotel  yang meski terbatas namun cukuplah  untuk sekedar duduk-duduk sambil menikmati suasana sekitar hotel yang  teduh serta  suara kicauan  burung. Memang area  outdoor hotel terbatas. Area parkirnya pun tidak  terlalu luas. Namun  untuk saya  ini sudah cukup  karena saya senang bereksplorasi  berjalan-jalan di sekitar  pemukiman sekeliling  hotel  sambil melihat  aktivitas keseharian penduduk. Salah satu kekurangan buat saya  adalah tidak adanya pagar di Sagan  Huis. Jadi dari arah jalan langsung masuk ke dalam  hotel. Namun berdasarkan  keterangan dari petugas  hotel, mereka stand by terus  berjaga semalaman sehingga  keamanan cukup terjamin. Hal itu terbukti, saya  cukup merasa aman selama menginap disana.


Nah, itu rekomendasi saya tentang hotel dan penginapan  murah yang ramah dan cocok  untuk keluarga di Jogja. Anda punya rekomendasi lain? selamat berliburJ