Hai…
Sepulang dari Jogja, banyak
“oleh-oleh” yang ingin saya bagikan. Tentunya
dalam bentuk cerita ya.
Tulisan tentang wisata Jogja
bersama keluarga akan saya tuangkan dalam beberapa bagian kelak (kalau mood menulis datang
heheh) Namun untuk kali ini, saya akan
mereview hotel tempat kami sekeluarga menginap di Jogja selama 6 hari 5 malam.
Usaha mencari-cari
hotel yang oke untuk tempat menginap kami sekeluarga sebenarnya sama seru
dan exitednya dengan liburan itu sendiri. Ya, karena liburan ke Jogja ini sudah lama sekali kami
rencanakan, maka kegiatan
browsing hotel, tempat rekreasi,
membuat itinerary, menghitung budget de el elnya menjadi
kegiatan yang sengaja saya luangkan waktunya disela-sela pekerjaan dan kegiatan harian yang sudah lumayan menyita waktu. Maklum, karena niat yang kuat untuk mengajak anak-anak liburan ke Jogja sempat tertunda oleh beberapa hal, sehingga
kami- saya dan suami benar-benar merencanakan matang-matang liburan kali ini. Meski hasilnya masih ada saja hal-hal diluar rencana
kami yang terjadi selama masa
liburan. Namun over all saya cukup
puas ; Jogjakarta memang layak menjadi
salah satu destinasi favorit wisatawan nusantara. Dari sisi tempat wisata,
sejarah dan budaya, suasana kota,
kuliner favorit, rata-rata biaya yang
dikeluarkan serta dukungan fasilitas, cukup sesuai dengan ekspektasi
kami. Biaya hidup yang lebih terjangkau dibandingkan Bandung merupakan
salah satu hal yang menarik bagi kami sebagai
traveller asal Bandung. Oleh karena itu tentunya tidak sulit untuk mencari tempat penginapan
yang berbudget rendah di Jogja. Namun untuk
saya tetap tidak mudah karena di awal
saya juga belum
terlalu paham, apakah dengan biaya
yang murah sudah cukup memenuhi harapan kami?
Terlebih karena saya punya beberapa indikator untuk
menetapkan hotel dan penginapan
yang layak bagi
kami sekeluarga ( 2 dewasa dan 3 anak dengan berbagai tingkatan
usia). Diantaranya:
- Hotel yang nyaman dan “ramah” anak, dalam arti bisa mengakomodir kebutuhan anak-anak dengan berbagai rentang usia mulai ABG hingga batita ;p Ramah ini bisa diartikan dari sisi ruangannya cukup luas yaitu spacenya baik indoor maupun outdoor cukup leluasa untuk tempat anak-anak “bergerak”, bersih dan aman dari lalu lintas lalu-lalang kendaraan.
- Harga yang murah, sesuai budget dan masuk akal.
- Jarak yang relatif dekat dengan beberapa destinasi wisata di Jogja atau ke beberapa tempat penting seperti tempat makan yang hits, ATM, minimarket dan tempat emak belanja oleh-oleh (eits hehe…)
- Pelayanannya ramah dan responsive
- Lingkungan hotel bernuansa outdoor, terbuka, memiliki udara segar dan bersentuhan dengan alam maupun lingkungan sekitarnya. Ini mah preferensi pribadi ya. Karena suami, dan saya khususnya memang menyukai lingkungan yang dekat dengan alam. Saya pribadi tidak terlalu menyukai hotel yang sifatnya terlalu “tertutup”, meski masalah keamanan tetap prioritas.
Dalam rangka mencari hotel tersebut saya
menggunakan informasi dari
beberapa sumber:
- Teman yang pernah ke Jogja
- By internet dengan menggunakan beberapa aplikasi untuk travelling seperti traveloka, pegi-pegi dan agoda; meski saya memesan tetap dengan menggunakan cara konvensional yaitu by phone karena tidak punya kartu kredit.
- Ulasan atau review pengunjung yang pernah menginap dari berbagai sumber; baik dari aplikasi yang saya sebutkan di atas atau dari google. Sumber ini cukup mantap.
- Review Blog. Sumber informasi ini juga cukup dapat dipercaya.
Dan jawabannya
tralaaa… berikut ini…
Dengan beberapa
pertimbangan, akhirnya saya memutuskan
memilih hotel ;
1. Hotel Puri Pangeran di daerah
Pakualaman
Hotel bernuansa Bali ini terletak tidak jauh dari
Malioboro; bisa ditempuh dengan
berjalan kaki selama kurang lebih 10-20 menit untuk menuju beberapa tempat wisata terkenal di
sekitar Malioboro. Saya memilih hotel ini karena
letaknya dekat dengan Taman
Pintar yang merupakan tujuan utama kami
di awal travelling ke Jogja, namun posisinya cukup terlindung dari jalan besar karena
masuk ke daerah pemukiman
penduduk. Selain itu lingkungannya cukup asri, banyak pepohonan dan tanaman serta taman yang relative cukup luas. Terdapat pula
kolam yang berukuran tidak besar namun cukup akomodatif. Harga kamar mulai Rp 430 ribu permalam ( sudah include
sarapan untuk dua orang) menurut saya cukup worth
it dengan fasilitas yang diperoleh. Kamar sudah dilengkapi dengan
pendingin ruangan dan kamar mandi dengan
water heater yang berfungsi baik. Kebersihan juga cukup memadai dengan pelayanan yang cukup ramah dan
tanggap. Ukuran kamar cukup leluasa
untuk kami berlima ( dua orang dewasa dan tiga anak usia 13 tahun, 8 tahun dan
3 tahun yang sedang aktif-aktifnya).
Area outdoornya pun cukup memadai,
dengan taman yang terawat dan
fasilitas kolam renang yang cukup
bersih. Anak-anak saya pun asyik
bereksplorasi dan bolak-balik berenang. Hanya saja dengan fasilitas
kamar tersebut saya memang
tidak memperoleh sandal kamar dan
ketel air untuk pemanas air minum. Selimut pun
tergolong tipis; nyaris seperti
kain seprei yang difungsikan
sebagai selimut. Namun bagi kami hal tersebut tidak menjadi masalah. Untuk menu
sarapan cukup bervariasi meski memang terbatas; namun ada pilihan susu segar
dan sereal, buah dan roti bakar selai
diluar hidangan sarapan berupa nasi putih/nasi goreng dan lauk pauk yang
terbatas jenisnya. Pendeknya kami cukup
puas dengan fasilitas yang didapat
selama menginap disana. Memang tidak berlebih dan tidak ada hal yang diluar ekspektasi kami, namun so far apa yang diperoleh sesuai dengan biaya yang kami bayarkan. Plusnya adalah kolam renang dan lingkungan outdoor yang nyaman serta menyegarkan mata. Tempat parkir juga
lumayan luas.
Oya, lingkungan sekeliling hotel juga cukup bersahabat. Selain tidak ramai lalu lalang kendaraan juga cukup
nyaman. Ada sebuah toko jamu yang terkesan “jadoel” terletak berseberangan dengan hotel. Apabila pagi menjelang, pelataran
toko jamu tersebut berubah menjadi tempat lesehan yang nyaman untuk menyantap gudeg yang lezat
disana. Ya, tiap pagi ada ibu-ibu yang
sudah sepuh berjualan hidangan gudeg
lengkap dengan bubur putihnya- bukan nasi- dengan harga 9000 ribu rupiah perporsi. Lauk ayam kampung plus kerecek dengan cita rasa yang
lezat dan benar-benar mengenyangkan.
Jangan sampai terlambat, sebab lewat
dari jam tujuh biasanya gudeg tersebut sudah ludes tak bersisa.
Selama dua hari disana, saya malah sering bertemu
dengan wisatawan mancanegara (bule), baik yang datang sekeluarga atau hanya berpasangan.
Wisatawan nusantara malah terbilang
jarang. Mungkin juga karena sedang musim
liburan ya, namun artinya selera saya
tidak jauh berbeda lah dengan
para bule itu saat memilih tempat menginap ya:D
Setelah dua hari bermalam di hotel Puri Pangeran, kami
sekeluarga pindah ke hotel lain yang
lebih jauh dari Malioboro namun dekat ke tempat objek wisata lainnya. Tentunya
disamping ingin ada variasi saya pun berharap
mendapat hotel dengan harga yang lebih murah. Maka setelah browsing saya pun memutuskan pindah ke
Hotel Sagan Huis. Hotel ini terletak di Jalan Sagan, berseberangan dengan Institut Francais Indonesia, sebuah pusat kebudayaan Perancis di Jogja. Letaknya di dalam lingkungan pemukiman rumah
“jadoel” yang adem dan tenang, dikelilingi café-café yang bertebaran di
sekitarnya. Bersebelahan tepat dengan café Bong Kopitown, sebuah café dengan
tema penjara yang unik. Hotel ini
berkonsep homestay dengan jumlah kamar terbatas dan nuansa yang
sederhana namun penuh kehangatan. Servicenya cukup baik dan kekeluargaan dengan
keramahan “khas Jogja”. Namun jangan
salah, meski hotel ini “terlindung” dari
keramaian namun posisinya cukup strategis. Relatif dekat
untuk kemana-mana dan mudah untuk
mencari makan. Saya cukup membayar lima ribu
rupiah menggunakan gojek untuk mencapai Pasar Beringhardjo. Rekommend banget kan? Terutama untuk
emak-emak doyan window shopping
seperti saya hahaha… Posisinya juga
dekat dengan sebuah mall, Galleria Mall sebagai pusat perbelanjaan yang cukup
lengkap. Dan variasi tempat makannya
juga lebih banyak dibandingkan
dengan hotel sebelumnya, di Puri Pangeran. Ada
sebuah tempat makan khas aceh yang
recommended dekat sini. Nasi
gorengnya layak untuk dicoba. Tapi juaranya tentu dipegang oleh Warung lotek dan
gado-gado Bu Bagyo yang terletak
tidak jauh dari hotel ini. Warung ini ramai oleh
pelanggan yang datang dan pergi. Sempat penasaran, akhirnya saya pun
mengakui rasanya yang top setelah mencicipi menu andalannya. Dan serunya lagi, warung ini buka hingga 07. 30 malam dengan berbagai menu yang cukup variatif-tidak hanya
lotek/ gado-gado- dan harga yang
terjangkau.
Eh, jadi lupa ya… tadi kita membahas hotel Sagan Huis.. koq malah lari ke kuliner
hahaha…
Rate Hotel sagan Huis lumayan terjangkau, mulai
dari Rp 300.000 perkamar kalau tidak salah. Saya memesan kamar Deluxe
dengan biaya 350.000 permalam
dengan fasilitas satu tempat tidur ukuran queen dan 1 single
bed. Satu tempat tidur itu muat lho untuk ketiga anak kami. Jadi kami tidak perlu memesan tambahan kasur. Fasilitasnya terbilang lengkap dan sepadan untuk harga
yang kami bayarkan, kalau menurut
saya. Di dalam kamar sudah tersedia pemanas air/ketel dan 3 botol air
minum berukuran kecil serta sachet kopi/the/gula bagi yang membutuhkan. Kamar mandi luas dan
bersih dengan pemanas air yang berfungsi dengan baik. Kasur juga cukup empuk
dengan selimut yang tebal dan AC yang dingin. Luas kamar juga cukup memadai untuk anak-anak; tidak terlalu sempit untuk melompat-lompat bagi si
batita. Pokoknya bagi saya fasilitasnya cukup memuaskan. Sarapan juga
terbilang cukup enak dan mengenyangkan; disediakan nasi dengan lauk pauk
serta roti bakar dengan dua macam selai.
Kalau dibandingkan dari sisi outdoornya memang kalah dibandingkan hotel Puri Pangeran. Area semi outdoornya hanya berupa kolam ikan plus sebuah meja kayu di bagian tengah hotel. Namun area semi outdoor ini pun lebih sering gelap dan lembab tertutup bangunan.
Kalau saya lebih suka menghabiskan waktu di halaman depan hotel yang meski terbatas namun cukuplah untuk sekedar duduk-duduk sambil menikmati
suasana sekitar hotel yang teduh
serta suara kicauan burung. Memang area outdoor
hotel terbatas. Area parkirnya pun tidak
terlalu luas. Namun untuk saya ini sudah cukup karena saya senang bereksplorasi berjalan-jalan di sekitar pemukiman sekeliling hotel
sambil melihat aktivitas keseharian
penduduk. Salah satu kekurangan buat saya
adalah tidak adanya pagar di Sagan
Huis. Jadi dari arah jalan langsung masuk ke dalam hotel. Namun berdasarkan keterangan dari petugas hotel, mereka stand by terus berjaga semalaman
sehingga keamanan cukup terjamin. Hal
itu terbukti, saya cukup merasa aman
selama menginap disana.
Nah, itu rekomendasi saya tentang hotel dan penginapan murah yang ramah dan cocok untuk keluarga di Jogja. Anda punya rekomendasi lain?
selamat berliburJ